BAB
6
Foundation
of Group Behavior
Defining
and Classifying Groups
Groups adalah kumpulan
dua atau lebih individu yang berinteraksi dan saling bergantung, serta memiliki
tujuan yang sama. Jenis Groups dibagi menjadi dua yaitu:
·
Formal : group yang memiliki struktur
dan aturan yang mengikat. Contohnya, sebuah perusahaan yang besar sudah
memiliki tingkat jabatan dan aturan yang mengikat. Macam groups formal dibagi
menjadi dua yaitu:
1) Command
group: kelompok yang terbentuk untuk mempertanggung jawabkan pekerjaannya
kepada manajer. Contohnya, departemen produksi dan operasional.
2) Task
group: kelompok yang terbentuk untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu dan sifatnya
sementara, setelah tugas selesai maka kelompok ini dapat dibubarkan. Contohnya,
panitia lomba 17 Agustus, setelah lomba selesai maka panitia dibubarkan.
·
Informal : group yang dibentuk atas
dasar kesepakatan dan tidak memiliki aturan yang mengikat. Contohnya,
perkumpulan para pegawai bagian HRD di suatu perusahaan yang selalu melakukan
kumpul-kumpul selama jam makan siang.
1) Interest
group: kelompok yang terbentuk karena adanya minat yang sama. Contohnya,
sekelompok orang yang menyukai anime Jepang yang membuat suatu perkumpulan.
2) Friendship
group: kelompok yang terbentuk karena adanya karakteristik yang sama.
Contohnya, perkumpulan mahasiswa yang berasal dari Sumatera.
Suatu kelompok formal
dapat menjadi kelompok informal begitu juga sebaliknya. Kelompok formal dapat
menjadi kelompok informal saat ada bagian dari kelompoknya yang membentuk
perkumpulan informal sendiri. Sedangkan kelompok informal dapat menjadi
kelompok formal saat kelompok tersebut menetukan syarat menjadi anggota dan
memiliki struktur kelompok.
Why
People Join Group?
·
Security : untuk mendapatkan keamanan
fisik dan psikis.
·
Status : agar dikenal sebagai bagian
dari kelompok.
·
Self-esteem : agar dihargai oleh
orang-orang disekitarnya.
·
Affiliation / Proximity : adanya rasa
kebersamaan dan kedekatan diantara anggota.
·
Power : untuk mendapatkan kekuatan.
·
Goal achievement : untuk mendapatkan
kepuasan atau tujuan tertentu.
The
Five-Stage Model of Group Development
![]() |
Tahapan
pembentukan kelompok adalah:
·
Prestage I : terdiri dari orang-orang
yang memiliki tujuan tetapi masih berbeda-beda.
·
Forming : kumpulan orang-orang tersebut
sudah mulai ada batasannya tetapi belum terbentuk kelompok.
·
Storming : mulai terjadi kegaduhan untuk
menentukan tujuan dari kelompok.
·
Norming : terjadi pemusatan aturan,
terbentuk kelompok informal.
·
Performing : ada pembagian peran,
pengukuran kinerja, dan mulai stabil, sudah terbentuk kelompok yang formal.
·
Adjourning : penyesuaian yang terjadi
karena situasi yang berganti, kelompok bisa pecah atau semakin mantap.
Group
Properties
1. Role
merupakan peran dan perilaku individu yang diharapkan kelompok.
·
Role Identity: Sikap dan perilaku yang konsisten dengan
peran tertentu.
·
Role Perception:
Pandangan individu tentang bagaimana
dia seharusnya bertindak dalam situasi tertentu.
·
Role Expectations: Pandangan individu tentang bagaimana
dia seharusnya bertindak dalam situasi tertentu.
·
Psychological Contract: Sebuah perjanjian tidak tertulis
yang menetapkan apa yang manajemen harapkan dari karyawan dan sebaliknya.
·
Role Conflict: Sebuah situasi di mana seorang individu dihadapkan oleh harapan peran yang berbeda.
2. Norm
adalah standar yang berlaku sesuai alokasi sumber daya.
Classes
of Norms:
-
Performance
norms
-
Appearance
norms
-
Social
arrangement norms
-
Allocation of
resources norms
·
Conformity: Menyesuaikan perilaku seseorang untuk menyelaraskan dengan norma-norma kelompok.
·
Reference
Group: Kelompok
penting yang norma-norma ditaati oleh
individu.
·
Deviant Workplace Behavior: Tindakan antisosial oleh anggota organisasi
yang sengaja melanggar norma-norma dan mengakibatkan konsekuensi negatif bagi
organisasi, anggotanya, atau keduanya.
3. Status
adalah sebuah posisi atau peringkat yang diberikan kepada kelompok atau anggota kelompok oleh orang lain.
4. Size
merupakan ukuran seberapa besar kelompok. Kelompok yang besar memiliki tingkat
perhatian terhadap anggotanya rendah dan hasil kerja yang dihasilkan akan ikut
rendah.
·
Social
Loafing: Kecenderungan bagi individu untuk mengeluarkan sedikit usaha ketika bekerja secara kolektif daripada ketika bekerja secara individual.
5. Composition
adalah jenis individu yang menjadi anggota kelompok.
·
Group
Demography: Tingkat
dimana anggota kelompok memiliki
berbagai macam atribut umum demografi, seperti usia, jenis kelamin, ras, tingkat pendidikan, atau masa kerja dalam organisasi, yang memiliki dampak terhadap omset.
·
Cohorts:
Individu yang
merupakan bagian dari kelompok, dan
mengadakan atribut umum.
6. Cohesiveness adalah
sejauh mana anggota kelompok akrab satu sama
lain dan termotivasi untuk tinggal dalam kelompok.
Cara
meningkatkan kohesivitas kelompok:
·
Membuat kelompok
yang lebih kecil.
·
Mendorong
perjanjian dengan tujuan kelompok.
·
Meningkatan waktu yang
dihabiskan bersama-sama.
·
Meningkatkan Status
grup dan penyeleksian anggota.
·
Merangsang
persaingan dengan kelompok lain.
·
Memberikan reward
kepada kelompok, bukan individu.
·
Secara fisik
mengisolasi kelompok.
Relationship Between
Group Cohesiveness, Performance Norms and Productivity
·
Tingkat kohesivitas
tinggi, performa tinggi, mana produktivitas tinggi. Pada posisi ini pegawai
akan merasa nyaman dengan kelompoknya dan tidak ada praduga.
Contoh: perusahaan yang memiliki banyak kesamaan seperti
etnis, agama, daerah asal, serta memiliki aturan yang adil dan ditaati, maka
pegawainya akan merasa nyaman bekerja di sana.
·
Tingkat kohesivitas
tinggi, performa rendah, maka produktivitas rendah. Pada posisi ini pegawai
akan merasa tidak nyaman dengan kelompoknya dan ada rasa iri antar anggota.
Contoh: perusahaan yang terdiri dari pegawai yang memiliki
persamaan, tetapi memiliki aturan yang tidak ditaati, maka pegawai akan merasa tidak
nyaman, karena terjadi rasa iri antara pegawai.
·
Tingkat kohesivitas
rendah, performa tinggi, maka produktivitas tinggi. Pada posisi ini pegawai
akan merasa dihargai kinerjanya.
Contoh: perusahaan yang terdiri dari pegawai yang beragam,
tetapi memiliki aturan yang adil dan ditaati, dan penilaian berdasarkan
kinerja. Maka tingkat produktivitas pegawai akan tinggi karena merasa dihargai.
·
Tingkat kohesivitas
rendah, performa rendah, maka produktivitas rendah. Pada posisi ini pegawai akan
merasa tidak nyaman karena tidak ada aturan yang jelas.
Contoh: perusahaan yang terdiri dari pegawai yang beragam,
tetapi memiliki aturan yang tidak ditaati, maka pegawai perusahaan tersebut
akan merasa tidak nyaman yang mengakibatkan produkivitas rendah.
Group
Decisions Making
·
Grup besar memfasilitasi penyatuan
informasi tentang tugas-tugas kompleks.
Kelebihannya: Informasi lebih lengkap , Peningkatan keragaman pandangan , Tingginya
kualitas keputusan (akurasi tinggi) , Peningkatan
penerimaan solusi.
Kekurangannya:
Lebih memakan waktu (lebih lambat) , Tekanan
yang meningkat untuk menyesuaikan , Dominasi oleh
satu atau beberapa anggota , Tanggung jawab ambigu
·
Kelompok-kelompok
kecil yang lebih cocok
untuk mengkoordinasi dan memfasilitasi pelaksanaan tugas-tugas kompleks.
·
Sederhana, untuk tugas-tugas rutin dan standar, meningkatkan efektivitas.
Group
Decision-Making Techniques
·
Interacting
Groups adalah kelompok yang khusus dimana setiap anggotanya berinteraksi satu
sama lain face to face.
·
Nominal
Groups Technique adalah sebuah metode pengambilan keputusan kelompok di mana masing-masing anggota bertemu tatap muka.
·
Brainstorming
adalah sebuah proses pencarian ide dengan mengeluarkan semua ide yang ada pada
setiap individu.
·
Electronic
meeting adalah sebuah pertemuan yang menggunakan media elektronik, sehingga
terjadi sedikit interaksi antar anggota.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar