UNDERSTANDING WORK TREAMS
Mengapa
tim telah menjadi begitu popular ?
Ketika organisasi
melakukan rekstrukturisasi agar bisa bersaing secara lebih efektif dan efisien,
mereka menggunakan
tim sebagai cara untuk memberdayakan bakat karyawan secara lebih baik. Tim
memiliki kemampuan untuk dengan cepat berkumpul, menyebar, berfokus ulang dan
membubarkan diri.
Popularity of teams
adalah bahwa tim merupakan cara kerja yang efektif bagi manajemen untuk
mendemokratisasikan organisasi mereka dan meningkatkan motivasi karyawan.
Perbedaan
Tim kerja dengan kelompok kerja
Kelompok
adalah
2 individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung (interdependen),
bergabung untuk meraih tujuan tertentu.
Kelompok
kerja adalah
kelompok yang berinteraksi terutama untuk berbagi informasi dan mengambil
keputusan agar bisa membantu tiap anggota berkinerja dalam bidang sesuatu
tanggung jawab masing-masing.
Tim
Kerja adalah kelompok dimana individu menghasilkan
tingkat kinerja yang lebih besar daripada jumlah masukan individu tersebut.
Pemanfaatan tim secara ekstensif akan menciptakan potensi dalam organisasi
untuk meningkatkan output yang lebih besar tanpa peningkatan input.
Tipe
– tipe tim
- Problem solving teams adalah terdiri atas 5-12 orang dari satu departemen yang bertemu untuk membahas perbaikan kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja. Anggota berbagi gagasan atau saran, tetapi jarang diberi kewenangan untuk melaksanakan secara sepihak tindakan yang mereka sarankan.
- Self -managed work teams adalah terdiri atas 10-15 orang yang memiliki kinerja tinggi. Tim ini mencakup perencanaan dan penjadwalan kerja, pengendalian korektif atas langkah kerja, pembuatan keputusan operasi dan pengambilan tindakan untuk mengatasi masalah.
- Cross Functional teams adalah tenaga kerja dari tingkat hirarki yang sama, tetapi dari tempat pekerjaan yang berbeda. Setiap aspek kerja ditangani oleh satu tim dan bukannya oleh departemen yang terpisah, sasarannya adalah meningkatkan komunikasi dan mengawasi kerja yang akan menghasilkan peningkatan produktivitas dan kepuasan pelanggan.
- Task Force adalah tim lintas fungsi sementara.
- Committees adalah anggota-anggota lini lintas departemen merupakan contoh dari tim lintas fungsi.
Menghubungkan
Tim dan Konsep Kelompok:
Ukuran
Tim Kerja : Tim kerja yang baik cenderung kecil. Ketika mereka
memiliki lebih dari sekitar 10 sampai 12 anggota, menjadi tidak efektif. Anggota kelompok
mengalami kesulitan berinteraksi secara konstruktif dan masalah dalam kesepakatan. Orang dalam
jumlah yang banyak biasanya tidak bisa mengembangkan kekompakan, komitmen, dan
tanggung jawab bersama yang diperlukan untuk mencapai kinerja tinggi.
Kemampuan
anggota : Untuk
melakukan secara efektif, sebuah tim membutuhkan tiga jenis keterampilan.
Pertama, membutuhkan orang-orang dengan
keahlian teknis.
Kedua, membutuhkan
orang-orang dengan pemecahan masalah dan keterampilan
Ketiga, membutuhkan
orang-orang pendengar yang baik, bisa
memberi umpan
balik, punya resolusi
konflik, dan keterampilan interpersonal lainnya.
Mengalokasikan
Peran dan Mempromosikan Keanekaragaman
Tim memiliki kebutuhan
yang berbeda, dan orang-orang harus memilih
tim
atas dasar kepribadian dan preferensi mereka. Tim berkinerja tinggi cocok untuk
orang-orang berbagai peran. Kita
dapat mengidentifikasi sembilan peran tim potensial. Dengan mencocokkan
preferensi individu dengan tuntutan peran tim, manajer meningkatkan kemungkinan
bahwa anggota tim akan bekerja sama dengan baik.
KEY
ROLES ON TEAMS
Memiliki
Komitmen untuk Tujuan yang Sama
:
tujuan ini adalah visi, tim
yang efektif memiliki tujuan yang sama dan bermakna yang memberikan arah dan komitmen untuk anggota.
Menetapkan
Tujuan Spesifik
:
Tim sukses membuat tujuan
bersama mereka ke tujuan kinerja spesifik, terstrukur, dan realistis.
Kepemimpinan
dan Struktur
:
Tim membutuhkan kepemimpinan dan struktur untuk memberikan fokus dan arah, tim ini bersatu pada sarana untuk
mencapai tujuannya.
Kemalasan sosial dan akuntabilitas : kemalasan sosial nampak
karena kontribusi masing-masing tidak dapat diidentifikasi
Evaluasi kinerja yang tepat dan
sistem penghargaan
: evaluasi kinerja individual, upah per
jam tetap, insentif individual, dan sejenisnya, tidak konsisten dengan perkembangan tim
berkinerja tinggi. Sehingga
selain mengevaluasi dan memberikan penghargaan kepada karyawan atas kontribusi
masing-masing, manajemen harus mempertimbangkan penilaian berbasis kelompok,
pembagian keuntungan, insentif kelompok kecil, dan modifikasi sistem lainnya
yang akan memperkuat upaya tim dan komitmen.
Mengembangkan rasa saling percaya
yang tinggi
:
anggota percaya pada integritas, karakter, dan kemampuan satu sama lain. tetapi
ketika hubungan pribadi, kepercayaan rapuh, dibutuhkan waktu yang lama untuk
membangun, dapat dengan mudah hancur, dan sulit untuk kembali.
DIMENSIONS
of TRUST :
1.
Integritas : kejujuran
dan kebenaran
2.
Kompetensi :
pengetahuan dan keterampilan teknis dan interpersonal
3.
Konsistensi :
keandalan, prediktabilitas, dan penilaian yang baik dalam situasi penanganan
4.
Loyalitas : kesediaan
untuk melindungi dan menyelamatkan muka bagi seseorang
5.
Keterbukaan : kesediaan
untuk berbagi ide dan informasi secara bebas
THE
GROUP / TEAMWORK
Tantangan
: Seorang pekerja berhasil
bukan karena prestasinya sendiri saja
tetapi juga karena kelompoknya,
seorang individu harus bisa berkomunikasi dengan yang lain dengan baik, jujur
terhadap satu dengan yang lain, lebih terbuka agar bisa mengetahui perbedaan
dan dapat memecahkan suatu masalah bersama tanpa adanya konflik. Tetapi hal
tersebut sulit untuk dilakukan oleh seorang individu karena banyak sekali
tantangan, diantaranya sudah tertanam pemikiran individualisme dari seseorang
sejak lahir dan jangan
terlalu percaya pada orang lain.
Membangun
kepercayaan
:
Manajer dan pemimpin tim mempunyai dampak besar dalam membangun kepercayaan
dalam anggota kelompok.
1. Ada
beberapa cara dalam membangun kepercayaan, yaitu :
tunjukkan bahwa anda bekerja untuk kepentingan orang lain seperti kepentingan diri sendiri.
tunjukkan bahwa anda bekerja untuk kepentingan orang lain seperti kepentingan diri sendiri.
2. menjadi
anggota tim sendiri
3. terbuka
4. adil
5. bicarakan
apa yang perlu dibicarakan
6. konsisten
dalam membuat keputusan
7. mempertahankan
kepercayaan diri seseorang
8. menunjukkan
kompeten seorang pimpinan
9. Rewards
: bentuk penghargaan dapat bermacam-macam seperti promosi, kenaikan gaji, dll.
TEAMS
AND TOTAL QUALITY MANAGEMENT
Total quality
management adalah untuk menghasilkan peningkatan dalam proses. Total quality management membutuhkan
manajemen yang digunakan untuk memberikan semangat kepada para pekerja untuk
memberikan ide-ide mereka dan juga dapat merealisasikannya dalam pekerjaan. Seorang
penulis pernah menuliskan, “Tidak ada proses dan teknik yang dapat
diaplikasikan langsung dalam Total Quality Management kecuali dilakukan dalam
workteam. Karena semua teknik dan proses membutuhkan adanya komunikasi dan
kontak, respon dan adaptasi, dan proses koordinasi dengan intensitas yang
tinggi.”
Shaping
team players
Opsi penting yang
dibutuhkan oleh manajer untuk mengubah cara kerja individual menjadi kerjasama
dalam tim (teamwork).
Seleksi : Ketika menyeleksi anggota team yang baru,
manajer harus mempertimbangkan tidak hanya kemampuan teknis yang dimiliki,
namun juga harus memperhatikan apakah karyawan tersebut memiliki kemampuan untuk berperan di dalam
tim sebaik kemampuan teknis yang ia miliki, karena banyak orang tidak memiliki
kemampuan untuk bekerja di dalam tim.
Ketika berhadapan
dengan calon karyawan,
manajer memiliki 3 pilihan, yaitu:
(a)
Karyawan tersebut
ditraining untuk membuat mereka mampu berperan sebagai anggota tim yang baik. Dalam training,
kemampuan mereka untuk bekerja di dalam tim akan diasah secara lebih baik. Jika ini tidak
berhasil, dapat dilakukan cara yang kedua.
(b)
Memindahkan karyawan
ini ke divisi lain dalam organisasi yang dapat bekerja secara individual atau
tidak terikat di dalam sebuah tim.
Jika
tidak ada alternatif ini, manajer harus mengambil pilihan yang ketiga.
(c)
Pilihan terakhir ini
adalah dengan tidak menerima karyawan tersebut.
Training : karyawan yang telah disediakan di dalam
suatu teamwork. Training
biasanya ditawarkan dalam bentuk workshop untuk menolong karyawan dalam
meningkatkan kemampuan untuk pemecahan masalah (problem solving), komunikasi, negosiasi, manajemen konflik, dan
skill kepemimpinan. Misalnya
juga dalam training biasanya para karyawan diingatkan untuk lebih bersabar,
karena pengambilan keputusan yang dilakukan dalam tim akan memakan waktu lebih
lama dibandingkan jika mereka mengambil keputusan sendiri.
Teams
and workforce diversity
Perbedaan pada dasarnya
akan memunculkan perspektif yang baru dalam menghadapi setiap masalah, namun perbedaan
juga akan mempersulit tim untuk bersatu dalam mencapai suatu kesepakatan.
Kasus yang paling sulit
dihadapi oleh tim yang memiliki banyak perbedaan adalah kasus untuk pemecahan
masalah (problem solving) dan kasus pengambilan keputusan (decision making). Tim
yang bersifat heterogen memiliki beragam perspektif berbeda yang mampu
menciptakan solusi yang unik dan kreatif. Tetapi karena banyaknya perspektif
inilah yang membuat tim ini menghabiskan waktu yang lebih lama untuk
berdiskusi.
Tim yang bersifat
kohesif (bersatu) akan memiliki rasa puas yang lebih besar dalam bekerja, tingkat absen yang rendah, dan tingkat
keluarnya anggota dalam tim juga sangat rendah. Untuk
itu diharapkan tim yang bersifat berbeda harus saling mensupport dalam segala
perbedaan yang ada, sehingga tim ini dapat memaksimalkan nilai-nilai dalam
perbedaan itu sehingga menjadikan tim ini menjadi tim yang kohesif. Dapat juga
mengikuti diversity training untuk memperkuat tim ini.
Reinvigorating
mature teams
Tim yang telah
terbentuk lama dan berada dalam tahap kedewasaan/stabil cenderung untuk menolak
berpikir secara kritis dalam tim. Masing-masing anggota mempercayai bahwa
mereka sudah dapat membaca pikiran setiap orang dalam tim tersebut. Hasilnya,
para anggota akan merasa enggan untuk mengemukakan pendapat mereka karena
mereka tidak ingin beradu pendapat dengan yang lain.
Permasalahan lain yang
terjadi dalam mature team adalah kesuksesan-kesuksesan yang mereka capai di
awal akan membuat mereka hanya bertumpu pada masalah dan tugas yang sederhana
saja untuk dihadapi. Seharusnya seiring berjalannya waktu, tim ini harus
mencoba untuk memecahkan maslah-masalah dengan tingkat kesulitan yang lebih
tinggi. Tim akan terjebak dalam proses dan rutinitas belaka yang menjadikan
mereka enggan untuk mencapai kesempurnaan dalam hal yang dilakukan seperti saat
dulu mereka pertama kali terbentuk. Ini juga menyebabkan proses internal dalam
tim tidak lagi berjalan mulus. Lebih banyak konflik yang terjadi dalam tim,
komunikasi menurun, dan performa tim akan menurun drastis.
Solusi yang dapat
dilakukan untuk menyegarkan kembali tim yang berada di tahap kedewasaan ini:
1.
Menyiapkan para anggota
tim untuk dapat menghadapi masalah ketika nanti tim telah mencapai tahap
kedewasaan.
2.
Menawarkan re-fresher
training/training yang bertujuan untuk penyegaran kembali dalam tim.Training
ini akan melatih tim dalam komunikasi, manajemen konflik, dan meningkatkan
kepercayaan diri pada setiap orang serta meningkatkan kepercayaan antara yang
satu dengan lainnya.
3.
Menawarkan advanced
training.Training ini bertujuan untuk mengarahkan anggota tim untuk
mengembangkan kemampuan problem-solving, interpersonal, dan kemampuan teknikal
yang lebih kuat.
Meyakinkan tim untuk
memperlakukan perkembangan yang dilakukan sebagai pengalaman belajar.Sehingga
tim tidak cepat puas dengan hasil perkembangan yang dilakukan, namun terus
meningkatkan untuk selalu lebih baik.Mereka juga akan melihat setiap konflik
dan ancaman yang muncul sebagai kesempatan belajar yang baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar