MOTIVATION
Pengertian Motivasi
Motivasi adalah keinginan untuk melakukan sesuatu dan
menentukan kemampuan bertindak untuk memuaskan kebutuhan individu. Suatu
kebutuhan, dalam terminologi berarti suatu kekurangan secara fisik atau
psikologis yang membuat keluaran tertentu terlihat menarik.
Hubungan Antara
Motivasi dan Perilaku
Hubungan antara motivasi dan perilaku dapat terwujud dalam
enam variasi berikut:
1.
Sebuah perilaku dapat hanya dilandasi oleh sebuah motivasi
2.
Sebuah perilaku dapat pula dilandasi oleh bebrapa motivasi
3.
Perilaku yang sama dapat dilandasi oleh motivasi yang sama
4.
Perilaku yang sama dapat dilandasi oleh motivasi yang berbeda
5.
Perilaku yang berbeda dapat dilandasi oleh motivasi yang sama
6.
Perilaku yang berbeda dapat dilandasi oleh motivasi yang berbeda
Teori – Teori Motivasi
Tahun 1950an merupakan periode perkembangan konsep-konsep
motivasi. Tiga teori khusus diformulasikan selama periode ini, yang walaupun
sekarang sangat dikecam dan validitasnya dipertanyakan, mungkin masih merupakan
penjelasan-penjelasan yang terkenal mengenai motivasi karyawan: teori
hierarki kebutuhan, teori X dan Y, dan teori motivasi higienis. Sejak
itulah dikembangkan penjelasan-penjelasan yang lebih valid tentang motivasi.
Ada tiga teori klasik, yaitu teori hierarki kebutuhan, teori X dan Y, serta teori motivasi higienis.
Ada tiga teori klasik, yaitu teori hierarki kebutuhan, teori X dan Y, serta teori motivasi higienis.
1.
Teori Hierarki
Kebutuhan
Maslow membuat hipotesis bahwa dalam diri setiap manuasia terdapat lima
tingkatan kebutuhan yaitu:
- Kebutuhan fisik: meliputi rasa lapar, haus, tempat bernaung seks, dan kebutuhan fisik lainnya.
- Kebutuhan rasa aman : meliputi keamanan dan perlidungan dari bahaya fisik dan emosi.
- Kebutuhan social: meliputi kasih sayang, rasa memiliki, penerimaan, dan persahabatan.
- Kebutuhan penghargaan: meliputi factor-faktor internal seperti harga diri, otonomi, dan persepsi, serta faktor-faktor eksternal seperti status, pengakuan, dan penghargaan.
- Kebutuhan aktualisasi diri: Dorongan untuk menjadi apa yang mampu dia lakukan ; meliputi pertumbuhan, pencapaian potensi diri, dan pemenuhan kebutuhan diri sendiri.
Teori kebutuhan Maslow telah menerima pengakuan luas
di antara manajer pelaksana karena teori ini logis secara intuitif. Namun, penelitian tidak memperkuat teori ini dan
Maslow tidak memberikan bukti empiris dan beberapa penelitian yang berusaha
mengesahkan teori ini tidak menemukan pendukung yang kuat.
2. Teori X
dan Teori Y
Oleh Douglas McGregor.
Asumsi yang dimiliki manajer dalam teori X
- Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya.
- Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
- Karyawan akan mengindari tanggung jawab dan mencari perintah formal, di mana ini adalah asumsi ketiga.
- Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi.
Asumsi Teori Y
Dalam teori Y, terdapat empat asumsi berlawana yang
diyakini oleh manajer, yakni:
- Para karyawan memandang pekerjaan sama alamiahnya dengan istirahat dan bermain.
- Seseorang byang memiliki komitmen pada tujuan akan melakukan pengarahan dan pengendalian diri.
- Seseorang yang biasa-biasa saja dapat belajar untuk menerima, bahkan mencari tanggung jawab.
- Kreatifitas yaitu kemampuan untuk membuat keputusan yang baik di delegasikan kepada karyawan secara luas dan tidak harus berasal dari orang yang berada dalam manajemen.
Teori X mengasumsikan bahwa kebutuhan tingkat rendah
mendominasi individu. Teori Y mengasumsikan bahwa kebutuhan tingkat tinggi
mendominasi individu. Mc.Gregor sendiri tetap percaya bahwa asumsi pada teori Y
lebih valid daripada asumsi pada teoeri X. Oleh karena itu, ia mengajukan
gagasan seperti partisipasi dalam pengambilan keputusan, pekerjaan yang menantang
dan bertanggung jawab, dan hubungan yang baik dalam kelompok sebagai pendekatan
yang akan memaksimalkan motivasi kerja karyawan.
3.
Teori Motivasi
Higienis
Teori Motivasi Higienis (Motivation-Hygiene Theory)
diajukan oleh ahli psikologi Frederick Herzberg. Dengan keyakinan bahwa
hubungan individu dengan pekerjaan adalah sesuatu yang mendasar dan bahwa sikap
seseorang terhadap pekerjaan akan sangat menentukan kesuksesan atau
kegagalannya, Herzberg melakukan penelitian dengan pertanyaan, “Apa yang diinginkan
seseorang dari pekerjaannya?” Dia meminta karyawan untuk menjelaskan dengan
rinci situasi kerja yang membuat mereka merasa luar biasa baik atau buruk.
Berikut ini merupakan teori kontemporer :
Berikut ini merupakan teori kontemporer :
4.
Teori ERG
Teori ERG oleh Alderfer ini merupakan
revisi ulang dari teori hierarki kebutuhan Maslow.
Pengertian teori ERG (Exsistance, Relatedness, Growth) :
Teori ERG
merupakan kelompok kebutuhan inti yang terdiri dari eksistensi (existance),
keterhubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth).
-
Kelompok Eksistensi : memperhatikan tentang
pemberian persyaratan keberadaan materiil dasar kita, mencakup kebutuhan
psikologis dan keamanan yang disebutkan maslow.
-
Kelompok Keterhubungan : meliputi hasrat yang
dimiliki seseorang untuk memelihara hubungan antar pribadi yang penting, hasrat
sosial dan status menuntut terpenuhinya interaksi dengan oranh-orang lain.
Hasrat ini sama dengan kebutuhan sosial pada Maslow.
-
Kelompok Pertumbuhan : merupakan hasrat
intrinsik untuk perkembangan pribadi, yang mencakup komponen intrinsik dari
kategori penghargaan dan karakteristik aktualisasi diri pada Maslow.
Perbedaan dari
teori ERG dan Maslow, yaitu teori ERG memperlihatkan bahwa :
- Lebih dari satu kebutuhan dapat berjalan pada saat yang sama
- Jika kepuasaan pada kebutuhan tingkat lebih tinggi tertahan, maka hasrat untuk memenuhi kebutuhan tingkat lebih rendah meningkat
Teori ERG berargumen bahwa
kebutuhan tingkat lebih rendah yang terpuaskan akan menghantarkan ke hasrat
untuk memenuhi kebutuhan tingkat lebih tinggi. Tetapi kebutuhan ganda dapat
beroperasi sebagai motivator pada saat yang sama, dan frustasi ketika berusaha
memuaskan kebutuhan tingkat lebih tinggi dapat menghasilkan regresi ke
kebutuhan tingkat lebih rendah
5.
Teori Reinforcement
Sebuah dukungan terhadap teori goal-setting adalah
teori reinforcement. Teori terdahulu menggunakan pendekatan kognitif menyatakan
bahwa tujuan individu akan mengarahkan tindakannya. Dalam teori reinforcement
kita memiliki pendekatan perilaku yang menyatakan bahwa reinforcement membentuk
suatu perilaku. Dua teori tersebut jelas bertentangan secara filosofis para
ahli reinforcement melihat perilaku sebagai akibat dari lingkungan peristiwa
kognitif intenal bukan masalah yang perlu diperhatikan. Yang mengendalikan
perilaku adalah reinforcer yakni setiap konsekuensi terhadap tanggapan yang
diberikan, meningkatkan kemungkinan diulanginya perilaku tersebut.
Teori reinforcement mengabaikan kondisi dalam diri
individu dan berkonsentrasi semata-mata hanya pada apa yang terjadi pada
seseorang ketika merangsang perilaku dari dalam, dan memberikan alat analisis
yang tajam kepada faktor-faktor yang mengendalikan suatu perilaku
6.
Teori Kebutuhan
Teori ini merupakan teori yang berfokus kepada tiga
kebutuhan : prestasi, kekuasaan, dan kelompok pertemanan
1.
Kebutuhan akan Prestasi(nAch-achievement
need)
Dorongan untuk unggul, untuk berprestasi berdasar
seperangkat standart untuk bekerja keras supaya sukses.
Prestasi di sini mengatakan mereka
tidak suka sesuatu bersifat kebetulan/ berjudi(tidak memperoleh kepuasan dari
kebetulan), Mereka tidak suka seuatu yang terlalu mudah (probabilitas
keberhasilan tinggi/ tdk ada tantangan), dan terlalu sukar (probabilitas
keberhasilan rendah) melainkan tugas-tugas bersifat sedang. Bila sifat-sifat
ini muncul, akan memotivasi peraih prestasi tinggi.
Misalnya, dalam kegiatan wiraswasta
mereka menjalankan bisnis mereka sendiri dan mengelola unit mandiri di dalam
organisasi besar.
2. Kebutuhan akan Kekuasaan
(nPow-need of power)
Kebutuhan untuk membuat orang lain
berperilaku dalam suatu cara yang sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan
berperilaku sebaliknya.
Individu dengan nPow yg tinggi menikmati kekuasaan,
bertarung untuk dapat mempengaruhi org lain. Suka d tempatkan dalam situasi
kompetitif , berorientasi status, dan ber prestise (gengsi). Npow cenderung
dikaitkan dengan kesuksesan manajerial.
3.Kebutuhan akan Kelompok Pertemanan (naff-need for
affiliation)
Hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan
akrab.
Kelompok ini lebih menyukai situasi yang kooperatif
daripada situasi kompetitif, dan menginginkan hubungan dengan derajat timbal
balik yg tinggi.
7.
Teori Equity
Teory Equity (kewajaran) menyatakan bahwa
membandingkan apa yang mereka berikan kedalam situasi kerja (input) terhadap apa
yang mereka dapatkan dari pekerjaan tersebut (outcome) dan kemudian
membandingkan rasio input-outcome mereka dengan rasio input-outcome mereka sama
dengan orang lain, keadaan tersebut dianggap adil. Jika rasio tidak sama, rasa
ketidakadilan muncul artinya bawahan cenderung melihat diri mereka sendiri
kurang diberikan penghargaan. Bila ketidakadilan terjadi, bawahan akan berusaha
untuk melakukan koreksi.
Teori equity mengakui bahwa individu tidak hanya
memperhatikan jumlah absolut dari penghargaan yang mereka terima atas upaya
mereka, tetapi juga membandingkan jumlah itu dengan apa yang diterima oleh orang
lain. Input: seperti upaya, pengalaman, pendidikan, kompetensi, dibandingkan
dengan outcome seperti tingkat gaji, kenaikan gaji, pengakuan, dan
faktor-faktor lain. Ketika orang merasa ketidakseimbangan antar rasio
input-outcome terhadap orang lain, maka muncul suatu ketegangan ini memberikan
dasar bagi motivasi, seperti ketika orang memperjuankan tehadap apa yang mereka
anggap sebagai suatu kewajaran dan keadilan.
8.
Teori Flow
Merupakan kegiatan
yg menguras perhatian sehingga seseorang mencapai perasaan tidak dibatasi
waktu (timelessness).
Suatu unsur
penting dalam pengalaman flow adalah bahwa motivasi itu tidak berkaitan dengan
sasaran akhir. Kegiatan yang dilakukan manusia ketika mencapai perasaan yang
tidak dibatasi oleh waktu itu berasal dari proses aktivitas itu sendiri dan
bukan upaya untuk mencapai sasaran. Dengan demikian ketika seseorang memiliki
perasaan hanyut (flow), maka dia benar-benar termotivasi secara intrinsik.
Mereka yang
terlalu tenggelam dalam konsentrasi yang dalam. Tetapi ketika tugas yang
mengakibatkan flow itu selesai, dan orang melihat kembali apa yang terjadi,
maka dia dipenuhi rasa syukur karena pengalaman itu. Selanjutnya, kepuasan yang
diterima dari pengalaman itu disadari. Dan keinginan untuk mengulangi
pengalaman itulah yang menciptakan motivasi yang berkelanjutan.
Kejadian flow
lebih sering muncul di tempat kerja daripada di saat waktu luang, dimana di
saat waktu luang orang akan cenderung untuk bingung dan bosan karena tidak ada
sasaran untuk dilakukan.
9.
Teori Ekspektasi
Teori ekspektasi bersifat internal, berasal dari dirinya sendiri, menyatakan bahwa kekuatan dari
kecenderungan untuk bertindak dengan cara tertentu tergantung pada kekuatan
dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil tertentu
serta pada daya tarik hasil tersebut bagi individu.
Teori ini menggunakan tiga variabel, yaitu:
1.
Daya tarik
Pentingnya individu
mengharapkan outcome dan penghargaan yang mungkin dapat dicapai dalam bekerja.
Variabel ini mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan individu yang tidak
terpuaskan.
2.
Kaitan kinerja-penghargaan
Keyakinan individu
bahwa dengan menunjukkan kinerja pada tingkat tertentu akan mencapai outcome
yang diinginkan.
3.
Kaitan upaya-kinerja
Probabilitas yang
diperkirakan oleh individu bahwa dengan menggunakan sejumlah upaya tertentu
akan menghasilkan kinerja.
Motivasi: Dari Konsep
ke Penerapan
Management By Objectives (MBO)
Suatu
program yang menetapkan sasaran meliputi partisipatif yang berwujud, dapat
diperiksa kebenarannya, bukanlah ide yang baru. Ide ini sebenarnya sudah
diusulkan 50 tahun yang lalu lebih sebagai sarana penggunanaan untuk memotivasi
karyawan dan bukan untuk mengendalikan mereka.
Menghubungkan
MBO dengan teori Goal - Setting
MBO
menggunakan teori Goal – Setting ini. Berdasarkan tujuan-tujuan
perusahaan, secara berurutan, disusun tujuan-tujuan untuk divisi, bagian sampai
satuan kerja yang terkecil untuk diakhiri penetapan sasaran kerja untuk setiap
karyawan dalam kurun waktu tertentu.
MBO Dalam
Practice
Dalam
sejumlah kasus yg terdokumentasi, MBO telah dilaksanakan namun gagal memenuhi
keinginan manajemen,namun bila diamati jarang kesalahan terjadi pada MBO
sendiri. sebabnya lbh cenderung pada faktor - faktor misalnya pengaharapan yang
tidak realistis mengenai hasil, kurang komitmen manajemen puncak,
ketidakmampuan untuk memberikan imbalan pada pencapaian sasaran,juga dpt muncul
akibat ketidaksesuaian budaya
Program Pengakuan
Karyawan
Pengakuan
karyawan adalah bentuk dari perhatian pribadi, penunjukkan apresiasi atas
pekerjaan yang dilakukan dengan baik
Menghubungkan Program Pengakuan dan Teori
Reinforcement
Berdasar
teori reinforcement, memberikan imbalan atau pujian kepada karyawan ada
bermacam - macam bentuknya. Dapat berdasarkan kerja bagus yang telah
dilakukannya, dapat juga dengan mengirimkan catatan atau e-mail atau pesan yang
positif atas apa yang telah dilakukan karyawan. Memberikan sambutan atau kata -
kata yang membangun dan memotivasi, juga dpt membangun rasa kepedulian antar
kelompok. Atau dengan merayakan suatu keberhasilan tim.
Program
Pengakuan Karyawan Dalam Practice
Salah
satu pengakuan yang sering digunakan adalah usulan, karyawan memberikan usul
untuk memperbaiki proses atau memotong biaya lalu diberikan imbalan berupa uang
tunai
Program
Keterlibatan Karyawan
Program
keterlibatan karyawan merupakan proses partisipasi yang menggunakan seluruh
kapasitas karyawan dan dirancang untuk meningkatkan pembentukan komitmen untuk
kesuksesan organisasi
4
bentuk dari keterlibatan karyawan:
·
Manajemen partisipatif : Proses dimana bawahan turut
berpartisipasi mengambil keputusan secara bersama – sama untuk memberikan
masukkan kepada atasannya
·
Manajamen representatif : Menempatkan posisi buruh sejajar dengan
pihak manajemen dan pemegang saham
·
Lingkaran mutu : kelompok kinerja yg terdiri dari beberapa
karyawan yang membahas masalah mereka, pemecahan solusi dan tindakan yang harus
dilakukan ke depannya.
·
Rencana kepemilikan saham karyawan : Rencana tunjangan yg
direncanakan oleh perusahaan dimana karyawan memperoleh sebagian dari tunjangan
tersebut.
Menghubungkan
Program Keterlibatan Karyawan Dengan Teori Motivasi
Program
instrinsik dengan mengaitkan kepada tanggung jawab,kesempatan untuk
berkembangan, dan keterlibatan dengan pekerjaan itu sendiri. Program ekstensif
jelas memiliki potensial untuk mengaitkan motivasi instrinsik karyawan dalam
tugas dan menciptakan pengalaman dengan energi penuh
Program
Keterlibatan Karyawan Dalam Practice
menginformasikan
bahwa penting nya modifikasi praktik untuk menciptakan budaya nasional yang
baik, juga dapat menimbulkan kesan negatif terhadap kepenerimaan karyawan
apabila sistem yang berjalan tidak selaras
Program
Upah Variabel
Beberapa
macam program upah variabel yaitu upah per unit yang dihasilkan oleh karyawan,
intensif upah, bonus, dan bagi hasil. Besar atau kecilnya upah seorang karyawan
yaitu berdasarkan performa kinerja mereka.
Menghubungkan
Program Upah Variabel dan Teori Pengharapan
Individu
seharusnya dapat mereprentasikan imbalan dan makna yang mereka terima jika
motivasinya dimaksimalkan. Jika imbalan dialokasikan kepada faktor-faktor bukan
kinerja seperti senioritas atau jabatan, maka karyawan akan mengurangi kinerjanya.
Program
Upah Variabel Dalam Practice
Upah
variabel merupakan konsep tercepat untuk menggantikan kenaikan biaya hidup
tahunan. Kecenderungan ini sudah mencakup kepada karyawan non-manajerial, IBM,
WallMart, Pizza Hut, Cigna Corp dan John Deere adalah contoh perusahaan yang
menggunakaan program upah variabel kepada karyawan kelas bawah
Rencana
Upah Berdasarkan Keahlian
Ukuran
suatu pembayaran didasarkan pada seberapa banyak keahlian / kemampuan yang
dimiliki seorang karyawan atau seberapa banyak pekerjaan yang dapat mereka
kerjakan.
Hubungan
Rencana Upah Berdasarkan Keahlian Dengan Teori Motivasi
Program
ini sangat berkaitan dengan beberapa teori motivasi. Karena mereka mendorong
karyawan untuk belajar, memperluas keterampilannya dan berkembang sesuai dengan
teori ERG.
Rencana
Upah Berdasarkan Keahlian Dalam Practice
Penelitian
mengidentifikasi suatu trend yang menarik. Meningkatnya penggunaan keahlian
sebagai basis pengupahan organisasi terlihat begitu menonjol hingga di
persaingan luar negeri.
Keuntungan
Fleksibel
Keuntungan
fleksibel memungkinkan karyawan untuk memilih dan mengambil keuntungan sesuai
dengan yg dibutuhkan. Ide ini memungkinkan untuk memilih paket tunjangan sesuai
kebutuhan dan situasi mereka.
Hubungan
Keuntungan Fleksibel Dengan Teori Ekspektasi
Memberikan
keuntungan kepada karyawan dijadikan suatu bentuk motivator. Berdasarkan dengan
teori ekspektasi, bahwa seharusnya imbalan suatu organisasi dihubungkan dengan
goal masing-masing karyawan, Keuntungan fleksibel secara personal memberikan
imbalan kepada karyawan untuk dapat memilih paket kompensasinya sesuai
kebutuhan.
Keuntungan
Fleksibel Dalam Practice
Hampir
13 persen perusahaan baik besar sedang maupun kecil di Amerika Serikat memiliki
bentuk keuntungan fleksibel. Termasuk TRW System, Educational Testing System,
Diamler Chrysler dan Verizon. Di masa mendatang, bisa memperkirakan presentase
ini meningkat yg mencerminkan makin beranekaragamnya kebutuhan di antara
karyawan
Isu
Khusus Dalam Motivasi
·
Memotivasi
Profesional
Lazimnya,
uang dan promosi terletak di urutan paling bawah dari daftar yang ingin mereka
capai. pekerja profesional berbeda dengan non-profesional, imbalan bagi diri
mereka adalah hasil dari pekerjaan itu sendiri. tantangan pekerjaan merupakan
prioritas tertinggi dalam hidupnya, mereka cenderung menyukai solusi dari suatu
pemecahan masalah
·
Memotivasi
Pekerja Paruh Waktu
Adalah
kesempatan untuk memiliki status atau pekerjaan permanen. Telah dibuktikan
bahwa menurut penelitian pekerja paruh waktu justru lebih berusaha dibandingkan
pekerja tetap dikarenakan ada sesuatu yang ingin mereka capai yaitu pekerjaan
yg tetap, mereka menunjukkan kinerja mereka dengan baik
·
Memotivasi
Tenaga Kerja Beragam
Tidak
semua orang berorientasi dengan uang, setiap orang memilki passion tersendiri
dalam apa yang ingin mereka capai. Ada yg menginginkan jabatan, status sosial,
atau hanya sekedar mengabdi dan memberikan kemampuan mereka tanpa pamrih. Kata
kunci untuk dapat memotivasi tenaga kerja beragam adalah fleksibilitas, bersiap
untuk merancang jadwal kerja, kompensasi, tunjangan, fisik karyawan dan
semacamnya untuk mencerminkan kebutuhan karyawan yg beragam
·
Memotivasi
Pekerja Jasa Berkeahlian Rendah
Pendekatan
yang dapat dilakukan untuk memotivasi orang-orang ini adalah berfokus dengan
memberikan pekerjaan yang lebih luwes dan mengisi posisi kerja ini dengan para
remaja atau pensiunan yang tidak memerlukan gaji yang terlalu banyak, karena
pendapatan ini tidak mencapai tingkat kepuasan
·
Memotivasi
Orang Yang Melakukan Tugas Berulang-ulang
Memotivasi
individu ini harus diawali dengan seleksi yang hati - hati, karena setiap orang
memiliki tikat toleransi yang berbeda. Banyak orang yang menyukai pekerjaan
dengan variasi yang minim, orang macam tersebut tentu lebih cocok dengan
pekerjaan baku daripada pertumbuhan dan otonomi. Banyak pekerjaan baku,
khususnya di manufaktur dibayar tinggi. Meski upah tinggi memiliki dampak
pengurangan perekrutan karyawan namun tidak mempermudah pencarian karyawan yang
bermotivasi tinggi. Hal ini bisa diimbangi dengan pengerjaan dalam kelompok
yang dapat membantu meringankan dan menimbulkan empati.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar